Surat Buat Anita: "Tuhan ada dimana?"
Anita
terkasih,
Kemarin,
aku mendengar engkau mengungkapkan pertanyaan besar, “Tuhan ada dimana?”
Aku
menulis surat ini sementara mendengarkan suara dari lautan di hadapanku
Memandang
matahari terbenam dibalik pulau, jauh di sana.
Merenungkan
and bertanya-tanya
Suara
dari lautan, begitu kuat dan dalam
Dari
kejauhan, iramanya menenangkan
Pendar
cahaya mentari begitu gemilang, kuning menyala
Mewarnai
langit disekitarnya
Allah
itu begitu kuat dan cemerlang, kurasa
Bahkan
seolah menakutkan
Namun,
Allah
juga dalam dan meneduhkan
dan
warna yang ditorehkan Allah dalam hidup kita begitu memikat hati
Anita
terkasih,
Cerahnya
mentari hampir tertutupi oleh awan gemawan saat ini
Suasana
makin redup. Dalam sekejap, langit akan menjadi gelap
Namun,
kita tahu
Nanti
kita dapat melihat matahari yang lain di angkasa
Bintang
gemintang yang ditebarkan bagi kita
Dan
matahari kita akan berada di bagian bumi
yang lain.
Ada
kepastian dalam ketidakpastian, sebagaimana terangnya siang hari
Anita
terkasih,
Betapa
kuinginkan engkau ada di sini bersama ku
Mengalami
Allah memandangmu dengan penuh cinta dari bentang langit yang luas
Mendengarkan
Allah memanggil namamu dengan penuh kerinduan diantara ombak
Betapa
aku ingin engkau ada di sini bersamaku.
Santa Casa, Queenscliff,
December 2018
Sr. Dewi FCJ
To see the English translation, click here.
Comments
Post a Comment