Surat buat Anita : Tentang Kehendak Bebas

Apakah Allah akan marah kalau aku menyakiti temanku,dan kamu?
Apakah Allah tidak lagi mencintaiku kalau aku memutuskan tidak memilih apa yang menjadi keinginanNya?


Anita terkasih,

Betapa mendalam,
Pertanyaan memburu pemahaman.


Aku teringat suatu ketika,
saat mengisak dan meratap
dari liang kepedihan tak seorang mampu menghibur.
Dan dalam keletihan,
Terbersit sebuah kesadaran.
Bagi kepedihan ini, tiadalah yang dapat dilakukan Allah,
selain menitikkan air mata bersamaku,
air mata ketakberdayaan.


Jika Allah penuh kuasa dan luar biasa, Allah akan menjawab – berdoalah!
Allah seharusnya menjawab doa-doa!


Itu benar juga.
Hanya saja, pada hari tertentu itu,
aku tahu bahwa Allah sedih
bagiku.
Tak berdaya menolong,
tak mampu buat sesuatu.
Seketika, tepat di saat itu,
Kesedihan menyengat dalam diriku, bagi Allah
yang tak berdaya menolong atau buat sesuatu
bagiku dan kepedihanku

Pastilah sangat menyakitkan bagi Sang Mahakuasa
mengijinkan peristiwa-peristiwa terjadi pada sang kekasih,
dan harus mengijinkannya terjadi,
karena Allah meyakini kehendak bebas.
Hadiah sangat berharga bagi kemanusiaan,
puncak ciptaan.
Hadiah tak ternilai yang tak pernah ditarik kembali

Harga termahal, biaya nan tak terkira,
harus dibayar lunas Allah-ku yang lembut dan penuh cinta,
duduk disisiku dan menangis bersamaku


Allah tidak akan marah kepadamu, Anita terkasih,
tidak juga Ia akan menarik kembali cintaNya,
apapun yang kamu lakukan, apapun juga.
Allah mungkin sedih bahkan menangis,
namun Ia percaya akan kehendak bebas.
Dan di jangka panjang, pada akhirnnya,
Allah akan membuat segalanya baik.
Segala sesuatunya akan baik.


Allah mencintaimu, Anita terkasih,
apapun yang kamu lakukan…
Namun berharap penuh kerinduan
akan cintamu juga.




Dewi fcJ
February 2019
St. Albans

Comments

Popular Posts