Sepenggal Kisah Perjalanan Saya Sebagai FCJ


Read the English translation here.

Saya Tyas dari Jawa, Indonesia.  Sejak memasuki postulansi, sebilan tahun sudah saya berjalan sebagai suster Sahabat Setia Yesus (Faithful Companions of Jesus/FCJ).  Ini adalah sebuah perjalanan penuh kegembiraan sekaligus tantangan.  Menjadi kegembiraan karena proses pembinaan yang terus menerus membentuk saya menjadi pribadi yang utuh dan terintegrasi untuk menjawab “kehausan dunia” di area yang berbeda-beda.  Dan menjadi tantangan karena seluruh prosesnya membutuhkan totalitas keterbukaan dan kesediaan untuk merelakan hal-hal yang dulu saya miliki secara bersamaan.  Semua ini indah dan menghibur saya karena Yesus sendiri hadir dan memenuhi segala yang saya butuhkan untuk melanjutkan perjalanan panggilan.

Saya teringat pengalaman berziarah bersama suster-suster FCJ muda pada bulan Juli 2018 yang telah memberi saya kegembiraan.  Ketika itu ada refleksi mengenai ‘jalan’.    “Jalan” yang saya bayangkan adalah jalan yang teduh karena rindangnya pepohonan, menuntun pada tujuan yang dilimpahi cahaya mentari.   Seolah perjalanan saya dinaungi oleh pepohonan dan dituntun oleh matahari.  Meskipun saya tidak tahu seberapa jauh dan bagaimana perjalanan selanjutnya, satu hal yang pasti adalah Tuhanlah pelindung dan pembimbing saya.

Saya tinggal di Manila sejak tanggal 11 Oktober 2018.   Di sini saya belajar Bahasa Inggris di lembaga bahasa setempat, teologi (tentang Kitab Suci, Mazmur, Mariologi dan sebagainya) di sebuah sekolah theologi dan spiritualitas dan di tempat yang lain.   Tak terpisahkan dengan apa yang saya pelajari di kelas, hidup harian saya juga merupakan proses pembelajaran yang memperkaya secara mendalam yang dalam akan relasi antar budaya, cara hidup berkomunitas, kebudayaan dan bahasa.  Keterlibatan saya dalam kerasulan komunitas, misalnya dengan anak-anak miskin dan orang muda di sekitar komunitas juga menantang dan menumbuhkan kepribadian serta pemahaman tentang totalitas pelayanan, mengerjakan hal kecil dengan hati besar.

Ketika saya memasuki masa novisiat pada tahun 2011, doa saya adalah agar saya dimampukan untuk memberikan “fiat” saya, jawaban YA saya, seperti jawaban Maria ketika mendengar kabar gembira dari Malaikat. Doa ini adalah permohonan penuh kerendahan hati kepadaTuhan akan rahmat-rahmat dalam memulai hidup baru. Terkadang, saya merasa seolah berjalan bersama Maria dalam perjalanan hidupku.  Saat ini, saya merasa bahwa pengalaman pindah ke negara lain yang sedang saya alami ini adalah seperti kunjungan Maria kepada Elizabet.

Perjalanan saya dari Indonesia ke Filipina untuk bertemu dan untuk melayani orang-orang dan untuk belajar adalah masa untuk mewujudkan janji keselamatan Allah. Maria adalah teladan murid yang murah hati dan setia yang mengambil resiko berjalan jauh dari Nazaret ke Yudea (mengunjungi Elizabet) bersama bayi Yesus untuk mewujudkan rencana keselamatan Allah bagi seluruh umatnya.  Lebih dari itu semua, saya belajar mengenal Maria dalam konteks teologi yang berperspektif feminin.  Maria adalah seorang perempuan pemberani dan kuat yang dengan sepenuh hati berbelarasa dan hadir bagi yang membutuhkan dan tersingkirkan dalam perannya sebagai Bunda Gereja.   Semoga semua teladan hidup dan inspirasi Maria menyegarkan dan menguatkan saya dalam pelayanan. 

Seperti Maria, Bunda Yesus dan  Bunda Gereja, dan seperti para perempuan kudus dalam Kitab Suci pembawa Kabar Gembira, saya pun diutus untuk mewartakan Kebenaran, Yesus yang bangkit dan tinggal diantara kita.  Dialah Putera Allah dan Penyelamat dunia (adaptasi Konstitusi FCJ No. 3).  Seperti yang dinyatakan dalam Konstitusi, semoga semua pembelajaran saya saat ini akan membantu pelayanan saya di masa depan.  Dari Manila perjalanan saya sebagai FCJ terus berlanjut untuk menjawab kehausan dunia “masa kini”.  Semoga hidup saya sebagai FCJ dapat menjadi kesaksian akan  keindahan cinta Allah dan pemeliharaan-Nya atas diri saya, yang memampukan saya melayani sesama. 

 Tyas fcJ

Comments

Post a Comment

Popular Posts